Sabtu, 08 Oktober 2016

Paradigma Client Server dan Peer to Peer ( Teknologi) Dalam Social network dan Social Media

Nama: Zebedeus Cheyso
NIM: 1605551098
Mata Kuliah: Aplikasi  Sosial Media
Dosen: I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
Teknologi Informasi / Teknik / Universitas Udayana



1a. Definisi 

 merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak : Pihak Klien dan Pihak Server. Agus Mulyanto mendefinisikan client-server sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana client dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di clien

*. Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan data atau layanan ke server.
*. Server adalah sistem atau proses yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client. Secara fisik, sebuah server dapat berupa komputer mainframe, mini-komputer, workstation, ataupun PC atau peranti lain seperti printer, server tidak harus berupa sistem fisik, tetapi juga suatu proses.


Dalam model Klien/Server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah, tapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen Klien dan komponen Server. Komponen klien juga sering disebut sebagai front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen klien dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen klien tersebut akan menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima request dari klien dan langsung memprosesnya lalu mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada klien. Klien pun menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan pengguna.

Sebuah contoh dari aplikasi client/server sederhana adalah aplikasi web yang didesain dengan menggunakan Active Server Pages (ASP) atau PHP. Skrip PHP atau ASP akan dijalankan di dalam web server (Apache atau Internet Information Services), sementara skrip yang berjalan di pihak klien akan dijalankan oleh web browser pada komputer klien. Klien-server merupakan penyelesaian masalah pada software yang menggunakan database sehingga setiap komputer tidak perlu diinstall database, dengan metode klien-server database dapat diinstal pada suatu komputer sebagai server dan aplikasinya diinstal pada client.

2. Implementasi client-server :

·         Aplikasi pesan, misalnya surat elektronik (email).
·         Penyebaran basis data pada beberapa jaringan komputer.
·         Memungkinkan berbagi berkas atau periferal atau pengaksesan komputer melalui jarak jauh.
·         Pemrosesan aplikasi yang intensif dengan suatu pekerjaan (job) dibagi menjadi tugas-tugas (task) yang masing-masing dilaksanakan pada komputer yang berbeda.

     3.  Kelebihan Arsitektur client-server :
·         
      Pemrosesan dapat dilakukan di computer client, sehingga data dapat diproses sesuai dengan kebutuhan client.
·         Proses bisnis tetap akan berjalan meskipun terjadi kemacetan mesin.
·         Pada arsitektur client-server hanya dibutuhkan mesin-mesin yang sederhana, sehingga dapat mengurangi biaya dalam membangun sistem.
·         Mudah dalam melakukan up-grade pada perangkat sistem.
·         Dapat menggunakan berbagai platform aplikasi pada client.

4. Keuntungan Client-Server :

Fitur
Keuntungan
Jaringan mesin-mesin yang kecil tetapi berdaya guna
Jika sebuah mesin macet, bisnis tetap berjalan
Kumpulan komputer dengan ribuan MIPS (million instruction per second)
Sistem memberikan kekuatan dalam melaksanakan suatu tugas tanpa memonopoli sumber-sumber daya. Pemakai akhir diberi hak untuk bekerja secara local
Beberapa workstation sangat handal seperti mainframe, tetapi dengan biaya 90% lebih rendah
Menawarkan keluwesan untuk melakukan pembelian pada hal-hal lain atau untuk meningkatkan keuntungan
Sistem terbuka
Bebas memilih perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan dari berbagai vendor
Sistem tumbuh dengan mudah dan dapat diperluas secara tak terbatas
Mudah untuk memperbaharui system
Lingkungan operasi client yang bersifat individual
Dapat mencampur dan mencocokkan platform komputer yang gsesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen dan pemakai


Arsitektur Client-Server ini dibagi dalam 2 bagian arsitektur yaitu :
1)Arsitektur Client Side
Merujuk pada pelaksanaan data pada browser sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi eksekusi client dan contoh dari sisi penyimpanan pada client adalah cookie.
Karakteristik :
  • ·         Pihak klien selalu memulai permintaan/permohonan ke pihak server
  • ·         Setelah mengirim permintaan, klien menunggu jawaban atas permintaannya dari server
  • ·         Menerima balasan dari server atas permintaannya
  • ·         Biasanya klien akan terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu
  • ·         Biasanya berinteraksi langsung dengan end-user (pengguna akhir) dengan menggunakan user interface (antarmuka pengguna)
  • ·         Khusus jenis klien mencakup web browser, email klien dan online chat klien
      
      2) Arsitektur Server Side
      Pada server side, ada sebuah server Web khusus yang bertugas mengeksekusi perintah dengan menggunakan standar metode HTTP. Misalnya penggunaan CGI script pada sisi server yang mempunyai tag khusus yang tertanam di halaman HTML. Tag ini memicu terjadinya perintah untuk mengeksekusi.
      Karakteristik :
  • Sebagai penyedia layanan, sisi server akan selalu menunggu permintaan dari sisi klien
  • Sesuai dengan tugasnya, melayani dan menjawab permintaan data yang diminta oleh klien
  • Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien
  • Jenis server khusus mencakup web server, FTP server, database server, email server, file server, print server. Mayoritas dari web layanan tersebut juga merupakan jenis server.
Server yang terlibat dalam jaringan Client-Server
1). File Servers
  •   File server vendors mengklaim bahwa mereka pertama menemukan istilah client-server.
  •   Untuk sharing file melalui jaringan
      2) Database Servers
  •             Client mengirimkan SQL requests sebagai pesan pada database server,selanjutnya hasil perintah SQL dikembalikan.
  • ·          Server menggunakan kekuatan proses yang diinginkan untuk menemukan data yang diminta dan kemudian semua record dikembalikan pada client.
       3) Transaction Servers (Transaksi Server)

  •          Client meminta remote procedures yang terletak pada server dengan sebuah SQL database engine.
  •             Remote procedures ini mengeksekusi sebuah grup dari SQL statement
  •           Hanya satu permintaan / jawaban yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi
       4) Groupsware Servers

  •            Dikenal sebagai Computer-supported cooperative working
  •           Manajemen semi-struktur informasi seperti teks, image, bulletin boards dan aliaran kerja
  •           Data diatur sebagai dokumen
        5) Object Application Servers

  •           Aplikasi client/server ditulis sebagai satu set objek komunikasi
  •           Client objects berkomunikasi dengan server objects melalui Object Request Broker (ORB)
  •          Client meminta sebuah method pada remote object

         6) Web Application Servers (Aplikasi Web Servers)

  •          World Wide Web adalah aplikasi client server yang pertama yang digunakan untuk web.
  •         Client dan servers berkomunikasi menggunakan RPC seperti protokol yang disebut HTTP.

    Model Arsitektur Klien-Server :
    I. Arsitektur Mainframe
      Pada arsitektur ini, terdapat sebuah komputer pusat (host) yang memiliki sumber daya yang sangat besar, baik memori, processor maupun media penyimpanan. Melalui komputer terminal, pengguna mengakses sumber daya tersebut. Komputer terminal hanya memiliki monitor/keyboard dan tidak memiliki CPU. Semua sumber daya yang diperlukan terminal dilayani oleh komputer host. Model ini berkembang pada akhir tahun 1980-an.
    II. Arsitektur File Sharing
      Pada arsitektur ini komputer server menyediakan file-file yang tersimpan di media penyimpanan server yang dapat diakses oleh pengguna. Arsitektur file sharing memiliki keterbatasan, terutama jika jumlah pengakses semakin banyak serta ukuran file yang di shaing sangat besar. Hal ini dapat mengakibatkan transfer data menjadi lambat. Model ini populer pada tahun 1990-an.
    III. Arsitektur Client/Server
      Karena keterbatasan sistem file sharing, dikembangkanlah arsitektur client/server. Salah satu hasilnya yaitu berupa software database server yang menggantikan software database berbasis file server. Dikenalkan pula RDBMS (Relational Database Management System). Dengan arsitektur ini, query data ke server dapat terlayani dengan lebih cepat karena yang ditransfer bukanlah file, tetapi hanyalah hasil dari query tersebut. RPC (Remote Procedure Calls) memegang peranan penting pada arsitektur client/server.

       Berdasarkan Kolaborasinya, Arsitektur Client/Server dibagi menjadi 3, yaitu :
     
    1) Arsitektur Single- Tier (Satu lapis)
Arsitektur Single Tier

      Semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama pada arsitektur single tier ini. Model single tier adalah model yang sederhana, mudah digunakan pengguna (user) dan paling sedikit memiliki alternatif. Kelemahan dari arsitektur ini adaLah kurang aman dan kurang memiliki skalabilitas.
   
      2) Arsitektur Two-tier (Dua Lapis)
Arsitektur Two Tier
      Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : Client (yang meminta serice) dan Server (yang menyediakan service).
      Tiga komponen tersebut yaitu :

  •      User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
  •       Manajemen Proses.
  •       Database.

    Model ini memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.

Hubungan Antar Lapisan dalam Arsitektur Two Tier

Pada gambar tersebut, user interface yang merupakan bagian dari program aplikasi melayani input dari user. Input tersebut diproses oleh Manajemen Proses dan melakukan query data ke database (dalam bentuk perintah SQL). Pada database server juga bisa memiliki Manajemen Proses untuk melayani query tersebut, biasanya ditulis ke dalam bentuk Stored Procedure.

Pengolahan informasi pada arsitektur ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem user interface (antarmuka pengguna) lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Arsitektur two tier memiliki tingkat kemanan yang lebih tinggi dan terukur daripada arsitektur single-tier. Arsitektur ini memiliki database pada computer yang terpisah dan hal tersebut menyebabkan arsitektur ini dapat meningkatkan kinerja keseluruhan situs.

Kelemahan : biaya mahal, arsitekturnya kompleks, tidak ada pembaruan kode, skalabilitasnya kurang dan tingkat keamanan kurang.
Kelebihan : mudah digunakan oleh pengguna, dapat menangani database server secara khusus dan bisnis lingkup kecil sangat cocok menggunakan arsitektur ini.

3) Arsitektur Three-tier (Tiga Lapis)
Arsitektur Three Tier

Karena arsitektur sebelumnya memiliki cukup banyak kelemahan, maka dikembangkanlah arsitektur three tier ini yang akan membantu mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier.

Arsitektur three-tier memiliki 3 lapisan.
Pada model ini disisipkan satu layer tambahan diantara user interface tier dan database tier. Tier tersebut dinamakan middle-tier. Middle-Tier terdiri dari bussiness logic dan rules yang menjembatani query user dan database, sehingga program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier. Dengan adanya server middle-tier ini, beban database server berkurang. Jika query semakin banyak dan/atau jumlah pengguna bertambah, maka server-server ini dapat ditambah, tanpa merubah struktur yang sudah ada. Ada berbagai macam software yang dapat digunakan sebagai server middle-tier. Contohnya MTS (Microsoft Transaction Server) dan MIDAS.

Hubungan Antar Lapisan dalam Arsitektur Three Tier



Implementasi Three Tier dalam skala Enterprise

Kelebihan : Dapat menangani proses skala besar, transfer informasi antara web server dan server database optimal, tidak akan menyebabkan lapisan lain terkontaminasi jika salah satu lapisan terdapat kesalahan.

Kekurangan : Sulit untuk dirancang, sulit untuk di atur dan mahal.

Kesimpulan :
Jadi arsitektur client-server adalah pemrosesan data oleh sebuah aplikasi dalam sebuah jaringan yang terdiri dari client dan server yang saling berkomunikasi ketika mengakses sebuah server. Dengan menggunakan arsitektur ini, sistem informasi dapat digunakan dan dibangun dengan perangkat lunak client-server yang bermacam-macam dan berbeda-beda.

      Fungsi Client
  • Mengatur user interface
  • Menerima dan memeriksa sintaks input dari pemakai
  • Memproses aplikasi
  • Generate permintaan basis data dan memindahkannya ke server
  • Memberikan response balik kepada pemakai
  • Menyediakan akses basis data secara bersamaan
  • Menyediakan kontrol recovery



      Fungsi Server
  • Menerima dan memproses basis data yang diminta dari client
  • Memeriksa autorisasi
  • Menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity constraint
  • Melakukan query/pemrosesan update dan memindahkan response ke client
  • Memelihara data dictionary
1b.  Jaringan Peer To Peer
Jenis jaringan komputer berdasakan tipe konektivitasnya dibedakan menjadi dua, yaitu client to server connection dan juga peer to peer connection. Client to server connection merupakan sebuah koneksi jaringan yang umum digunakan, yaitu menggunakan komputer server sebagai penyedia datanya, dan juga beberapa komputer user atau client.

Berbeda dengan client to server connection, peer to peer connection tidak membutuhkan server untuk berjalan. Peer to peer hanya membutuhkan dua buah komputer yang saling dihubungkan dan merupakan salah satu jaringan komputer yang paling sederhana. Namun demikian, jaringan peer to peer connection memiliki bebrapa kelebihan dan juga kekeurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan juga kekurangan dari peer to peer connection :

Kelebihan Jaringan Peer to Peer

  • Pengimpelementasian yang sangat mudah dan juga sederhana

Hal pertama yang menjadi kelebihan dari peer to peer connection adalah pengimplementasiannya yang sangat mudah untuk dilakukan dan juga sederhana. Ya, peer to peer connection merupakan salah satu metode paling sederhana dan juga paling mudah dari sebuah jaringan komputer.
Peer to peer connection hanya membutuhkan perangkat keras jaringan komputer berupa sebuah kabel jarinan saja, ataupun sebuah antenna eksternal untuk melakukan proses transmisi data dan membangun sebuah jaringan kompuer sederhana. Siapapun dapat dengan mudah membuat sebuah jaringan peer to peer connection ini.


  • Tidak membutuhkan komputer server

Yang kedua, anda tidak perlu repot – repot mengeluarkan biaya tinggi untuk membeli ataupun merakit sebuah komputer server. Ya, kelebihan dari peer to peer connection yang kedua adalah jaringan peer to peer connection ini bisa dibuat dan juga dibangun tanpa perlu menggunakan komputer server, sehingga anda dapat membuatnya denan sangat mudah. Yang terpenting hanyalah pengetahuan singkat anda mengenai dasar dasar membuat sebuah jaringan komputer 

  • Hanya membutuhkan dua buah komputer

Karena tidak membutuhkan sebuah komputer server, lal bagaimana peer to peer connection dapat bekerja? Nah, untuk dapat mengimplementasikan sebuah jaringan peer too peer connection, anda hanya memerlukan dua buah komputer, atau satu komputer dan satu alat lainnya yang mendukung konektivitas jaringan, yang ditandai dengan adanya sebuah Fungsi LAN card pada alat tersebut.

Anda dapat dengan mudah melakukan koneksi peer to peer connection dengan cepat, asalkan kedua komputer tersebut memiliki LAN Card.

  • Kedua komputer memilki level yang sama di dalam jaringan

Peer to peer connection akan membuat kedua komputer yang terhubung memilki level yang sama satu sama lain. Berbeda dengan jaringan client to server yang biasa digunakan pada jaringan LAN (Baca : Prinsip kerja LAN), peer to peer connection yang tidak membutuhkan komputer server akan membuat setiap komputer dan jga device yang terhubung satu sama lain memiliki level yang seimbang.

Ini berarti kedau komputer tersebut bisa berperan sebagai server atau penyedia informasi dan juga user (penerima informasi) secara bergantian satu sama lain

  • Dapat digunakan untuk mentransfer file dan juga berkas antar komputer

Bagi anda yang ingin melakukan proses transfer data antar komputer, tanpa perlu repot, maka anda bisa menggunakan konektivitas peer to peer ini. mudah untuk diimplementasikan dan juga dibangun, serta memilki kecepatan transfer data yang relative lebih cepat dibandingkan harus menggunakan flash drive ataupun DVD drive sekalipun.

Kekurangan Jaringan Peer to Peer

  • Hanya bisa digunakan untuk konektivitas 2 komputer saja

Kekurangan yang paling menonjol dari sebuah jaringan peer to peer connection adalah keterbatasan jumlah komputer yang dimilki. Jaringan peer to peer connection hanya mendukung konektivitas menggunakan dua komputer saja, tidak lebih. Hal ini tentu saja akan menyebabkan jaringan peer to peer connection memiliki kemampuan yang sangat terbatas dan juga tidak terlalu banyak fungsinya.

  • Efisiensi yang tidak terlalu baik

Apabila dilihat dan juga ditelaah dari segi efisiensi waktu yang dimiliki, sebenarnya peer to peer connection merupakan jaringan yang memiliki efisiensi waktu yang tidak terlalu baik. Akan lebih baik dari segi efisiensi apabila anda menggunakan sebuah jaringan yang menggunakan server, karena tidak semua spek dari komputer bisa menanggung beban sebagai server dan juga user secara bersamaan, yang nantinya akan menyebabkan ketidak optimalan sebuah jaringan peer to peer dalam bekerja.

  • Kemanan yang tidak terlalu baik

Apabila dibandingkan dengan konektivitas jaringan LAN yang menggunakan server, maka keamanan dari peer to peer connection pada dasarnya tidak terlalu baik (Baca : Jaringan LAN MAN WAN). Namun demikian, meskipun memilki tingkat kemanaan yang tidak terlalu baik, sebuah konektivitas jaringan peer to peer connection hanya menggunakan dua buah komputer, dimana kebanyakan kedua komputer tersebut terawasi oleh user pergerakan datanya, sehingga hal ini tidak akan terlalu mempengaruhi keamanan keseluruhan dari kedua komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan peer to peer connection.

  • Cakupan wilayah yang sangat sempit

Nah, ini yang merupakan kelemahan lainnya dari sebuah konektivitas jaringan peer to peer connection. Peer to peer connection merupakan jaringan yang paling sederhana. Namun, karena kesederhanaannya itu, jaringan peer to peer connection memilki cakupan area dan jga wilayah koneksi yang cenderung sangat sempit dan juga kecil. Jadi tentu saja peer to peer connection ini tidak bisa diaplikasikan pada berbagai situasi.



Nah dri pengertian di atas tentang paradigma jaringan Client Server dan Peer to Peer , saya penyimpulkan bahwa penggunaan teknologi ini Sangatlah penting,,, karena kita tdk dapat menjalankan atau menggunakan Sosial media dan sosial network dengan optimal... tanpa Arsitektur ini.. Seperti saat kita menggunakan Facebook kita bisa menjadi client dari server Facebook itu sendiri dan juga kita dapat menjadi client sekaligus server oleh karena peleyanan atau service dari server pusat Facebook.. ini berlaku juga pada sosial media dan sosial network lainya di seluruh dunia.



sumber referensi :
  • https://mildsend.wordpress.com/2013/11/15/client-server/
  • http://dosenit.com/jaringan-komputer/konsep-jaringan/kelebihan-dan-kekurangan-jaringan-peer-to-peer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar